Tegal Bulued |
Tegal Buleud, mungkin nama ini masih asing bagi para wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, karena memang daerah ini belum menjadi daerah wisata yang terekspose secara luas. Akan tetapi, tidak berarti Tegal Buleud tidak layak menjadi suatu referensi tempat rekreasi sekadar pelepas penat dari kesibukan yang bikin mumat.
Tegal Buleud merupakan daerah pantai dengan pasirnya berwarna hitam. Takperlu jauh mendekat ke bibir pantai menikmati pantainya karena menyaksikan pemandangan hamparan pantai yang luas itu lebih indah dari atas bukit pasir yang berada sekitar 500 meter dari bibir pantai. Dari bukit pasir ini akan terlihat pemandangan pantai yang tampak samar karena terhalang embun biasan air laut. Dan tidak jarang dua sampai tiga ombak terlihat berkejaran bersamaan menuju bibir pantai.
Selatan Sukabumi. Siapa yang tidak mengenal daerah ini yang penuh dengan pantai? Tegal Buleud termasuk salah satu pantai dari kawasan ini. Perjalanan menuju Tegal Buleud dapat dilakukan melalui darat dengan kendaraan bermotor ataupun melalui sungai dengan menggunakan perahu. Tentunya untuk menambah kelengkapan rekreasi, perjalanan melalui sungai sangat menjadi rekomendasi.
Desa Bojong Gede menjadi sebuah desa perlintasan pertama menuju Tegal Buleud
dari kecamatan Jampang Kulon. Dengan jalan desa yang masih belum beraspal sempurna ditambah lubang jalan yang tidak sedikit, suasana pedesaan semakin terasa dengan pemandangan persawahan yang sering dijumpai. Menyusuri jalan desa Bojong Gede ini, Anda nantinya akan melewati beberapa desa untuk mencapai pemberhentian terakhir.
Jika Anda menerima rekomendasi saya dengan memilih jalur sungai untuk menuju pantai Tegal Buleud, berarti perjalanan darat Anda berakhir di sebuah kawasan Cikaso. Dari sini, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menyewa perahu mesin yang telah disediakan warga setempat berikut navigatornya. Perhentian akhir perjalanan darat di Cikaso seolah memberikan intro pada perjalanan menuju pantai Tegal Buleud karena tidak jauh dari perhentian ini sebuah air terjun yang dikenal dengan Air Terjun Cikaso sangat sayang untuk dilewatkan. Oleh karena itu, singgah sebentar di Air Terjun Cikaso sekadar pelepas penat dari perjalanan darat bahkan sekadar berbasah diri sangat dianjurkan.
Puas dengan manjaan Cikaso, perjalanan sungai pun dilanjutkan menuju Pantai Tegal Buleud. Perjalanan ini menghabiskan waktu sekitar 90 sampai 120 menit. Selama perjalanan, hutan-hutan perawan akan menjadi pemandangan di kiri kanan jalur. Selain itu, tidak jarang ditemui para warga setempat yang sedang menangkap ikan di sungai. Tentunya kibasan angin sungai akan membuat diri jauh dalam lamunan seraya penasaran ingin segera menginjakkan kaki di Tegal Buleud.
Lamunan Anda mungkin akan tersadarkan oleh gelombang yang terasa mulai membesar menghadang perahu. Akan tetapi, tidak perlu khawatir karena hal itu menandakan bahwa perahu Anda semakin mendekati Pantai Tegal Buleud. Dari terpaan gelombang yang membesar tersebut, jauh ke depan pandangan sudah dapat dilihat sebuah bukit pasir yang menjadi latar belakang bangunan kayu atau barak-barak dari kayu yang merupakan warung-warung warga setempat dengan isi seadaanya, tetapi yang pasti setiap warung menyediakan hasil tangkapan laut untuk dinikmati pengunjung.
Taklama perahu akan menepi di dekat warung-warung kayu karena memang di sinilah setiap perahu yang datang ditambatkan. Lalu dengan ramah, warga setempat akan menawarkan Anda untuk singgah di warung mereka berikut tawaran jenis tangkapan laut yang mereka sediakan. Anda berhak memilih sesuka hati mau yang mana, tentang harga tentu masih bisa dinegosiasikan dengan si empunya warung. Bukankah pengalaman takdapat dibayar dengan apa pun? Sedikit berkorban guna menikmati santapan laut segar di bukit pasir Tegak Buleud sembari menyaksikan matahari perlahan merangkak turun di barat dan sekaan angin yang tidak sekadar menyejukkan kening tentunya menjadi sesuatu yang impas dari apa yang disebut rekreasi.
Tegal Buleud merupakan daerah pantai dengan pasirnya berwarna hitam. Takperlu jauh mendekat ke bibir pantai menikmati pantainya karena menyaksikan pemandangan hamparan pantai yang luas itu lebih indah dari atas bukit pasir yang berada sekitar 500 meter dari bibir pantai. Dari bukit pasir ini akan terlihat pemandangan pantai yang tampak samar karena terhalang embun biasan air laut. Dan tidak jarang dua sampai tiga ombak terlihat berkejaran bersamaan menuju bibir pantai.
Selatan Sukabumi. Siapa yang tidak mengenal daerah ini yang penuh dengan pantai? Tegal Buleud termasuk salah satu pantai dari kawasan ini. Perjalanan menuju Tegal Buleud dapat dilakukan melalui darat dengan kendaraan bermotor ataupun melalui sungai dengan menggunakan perahu. Tentunya untuk menambah kelengkapan rekreasi, perjalanan melalui sungai sangat menjadi rekomendasi.
Desa Bojong Gede menjadi sebuah desa perlintasan pertama menuju Tegal Buleud
dari kecamatan Jampang Kulon. Dengan jalan desa yang masih belum beraspal sempurna ditambah lubang jalan yang tidak sedikit, suasana pedesaan semakin terasa dengan pemandangan persawahan yang sering dijumpai. Menyusuri jalan desa Bojong Gede ini, Anda nantinya akan melewati beberapa desa untuk mencapai pemberhentian terakhir.
Jika Anda menerima rekomendasi saya dengan memilih jalur sungai untuk menuju pantai Tegal Buleud, berarti perjalanan darat Anda berakhir di sebuah kawasan Cikaso. Dari sini, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menyewa perahu mesin yang telah disediakan warga setempat berikut navigatornya. Perhentian akhir perjalanan darat di Cikaso seolah memberikan intro pada perjalanan menuju pantai Tegal Buleud karena tidak jauh dari perhentian ini sebuah air terjun yang dikenal dengan Air Terjun Cikaso sangat sayang untuk dilewatkan. Oleh karena itu, singgah sebentar di Air Terjun Cikaso sekadar pelepas penat dari perjalanan darat bahkan sekadar berbasah diri sangat dianjurkan.
Puas dengan manjaan Cikaso, perjalanan sungai pun dilanjutkan menuju Pantai Tegal Buleud. Perjalanan ini menghabiskan waktu sekitar 90 sampai 120 menit. Selama perjalanan, hutan-hutan perawan akan menjadi pemandangan di kiri kanan jalur. Selain itu, tidak jarang ditemui para warga setempat yang sedang menangkap ikan di sungai. Tentunya kibasan angin sungai akan membuat diri jauh dalam lamunan seraya penasaran ingin segera menginjakkan kaki di Tegal Buleud.
Menuju Tegal Buleud |
Lamunan Anda mungkin akan tersadarkan oleh gelombang yang terasa mulai membesar menghadang perahu. Akan tetapi, tidak perlu khawatir karena hal itu menandakan bahwa perahu Anda semakin mendekati Pantai Tegal Buleud. Dari terpaan gelombang yang membesar tersebut, jauh ke depan pandangan sudah dapat dilihat sebuah bukit pasir yang menjadi latar belakang bangunan kayu atau barak-barak dari kayu yang merupakan warung-warung warga setempat dengan isi seadaanya, tetapi yang pasti setiap warung menyediakan hasil tangkapan laut untuk dinikmati pengunjung.
Taklama perahu akan menepi di dekat warung-warung kayu karena memang di sinilah setiap perahu yang datang ditambatkan. Lalu dengan ramah, warga setempat akan menawarkan Anda untuk singgah di warung mereka berikut tawaran jenis tangkapan laut yang mereka sediakan. Anda berhak memilih sesuka hati mau yang mana, tentang harga tentu masih bisa dinegosiasikan dengan si empunya warung. Bukankah pengalaman takdapat dibayar dengan apa pun? Sedikit berkorban guna menikmati santapan laut segar di bukit pasir Tegak Buleud sembari menyaksikan matahari perlahan merangkak turun di barat dan sekaan angin yang tidak sekadar menyejukkan kening tentunya menjadi sesuatu yang impas dari apa yang disebut rekreasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar